Langsung ke konten utama
Pengelolaan Sampah Jakarta Minggu, 7 Oktober 2012 | 12:05 WIB Dibaca: 2824 Komentar: 0 Dibaca: 2825 Komentar: - | Share: 1 Kompas.com — Sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, sampah bergerak linier dengan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Semakin kompleks alur kehidupan manusia, terutama di kota-kota besar, jumlah sampah juga akan terus bertambah. Oleh karenanya, persoalan penanggulangan sampah terus menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta. Volume sampah di Jakarta sekitar 6.000-6.500 ton per hari. Melihat angka tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebersihan terus mengembangkan berbagai teknologi pengolahan sampah. Dinas Kebersihan mengembangkan pengolahan sampah lewat program 3R (reduce-reuse-recycle). Saat ini terdapat total 94 titik 3R yang tersebar 5 wilayah kota serta mampu mereduksi sampah hingga 350 ton per hari (5 persen dari total sampah Jakarta). Di tingkat menengah, Dinas Kebersihan mengembangkan pengolahan sampah melalui intermediate treatment facility (ITF). Selain fokus pada pengolahan sampah di dalam kota, ITF juga bertujuan mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Pola pengolahan sampah di ITF berbasis teknologi tinggi, modern, tepat guna, dan ramah lingkungan. Tujuan akhirnya mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna (from waste to energy). Saat ini terdapat tiga ITF, yakni ITF Sunter, ITF Cakung-Cilincing, dan ITF Marunda. ITF Cakung Cilincing mulai beroperasi pada Agustus 2011 dengan teknologi Mechanical Biological Treatment. Lewat teknologi tersebut, sampah anorganik di daur ulang, sampah organik difermentasi untuk menghasilkan bahan bakar pembangkit listrik atau sumber BBG. Tahun ini, dengan total lahan seluas 7,5 hektar, ITF Cakung Cilincing mampu mengolah sampah hingga 1.300 ton per hari. ITF ini juga menghasilkan energi listrik sebesar 4,95 MW atau menghasilkan energi BBG sebanyak 445.699 MMBTU. Sementara itu, ITF Sunter akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar. ITF ini direncanakan mampu mengolah sampah hingga 1.200 ton per hari. Berbeda dengan ITF Cakung Cilincing, sampah di ITF Sunter nantinya diolah dengan teknologi berbasis incinerator. Selain karena minimnya lahan, incinerator juga dinilai memiliki kelebihan, antara lain mampu mereduksi sampah hingga 90 persen dan mengurani emisi gas ruang kaca. ITF terakhir, yakni Marunda, direncanakan mampu mengolah sampah hingga 1.500 ton per hari. ITF ini rencananya dibangun di atas lahan seluas 12 hektar dan merupakan bagian terintegrasi dari Kawasan Ekonomi Khusus Marunda. Di tingkat akhir, pengolahan sampah Jakarta dilakukan di TPST Bantar Gebang sbg TPST regional. Pengolahan di TPST Bantargebang juga dikelola dengan basis teknologi tinggi, terutama untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu teknologi yang dikembangkan saat ini ialah sanitary landfill dengan metode Gassifikasi Landfill–Anaerobic Digestion (GALFAD). Gas methane dari sampah organik dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sementara sampah anorganik diolah dengan teknologi gassifikasi. Saat ini, PLTSa Bantar Gebang telah mampu memproduksi listrik sebesar 10,5 MW. Sementara itu, kapasitas penuh sebesar 26 MW ditargetkan tercapai pada 2023. Guna mendukung pencapaian target tersebut, saat ini telah dibangun gas engine, fuel skid, flare stack, dan trafo. PLN bersedia membeli listrik dari PLTSa Bantargebang senilai Rp 850 per kWh, jauh dari rata-rata harga pembelian dari pembangkit konvensional. Selain mengolah sampah menjadi energi listrik, TPST Bantargebang juga melakukan kegiatan pemilahan, pengomposan, dan daur ulang. Saat ini telah terbangun tiga hanggar pengolahan kompos dengan kapasitas 300 ton per hari. Semua langkah pengelolaan sampah di Jakarta baik tingkat sumber, menengah, atau akhir dilakukan sesuai masterplan persampahan DKI Jakarta 2012-2032. Editor : advertorial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekilas Tentang TKI

Sebelumnya teman-teman semua jangan salah kira yaa. TKI yang sekarang akan dibahas itu bukan singkatan dari Tenaga Kerja Indonesia, melainkan Teknik Komunikasi Ilmiah. Apa itu Teknik Komunikasi Ilmiah? Berikut penjelasannya... Teknik Komunikasi Ilmiah atau yang biasa disingkat TKI adalah salah satu mata kuliah wajib prodi Biologi dengan bobot 2 sks yang berdasarkan struktur kurikulum prodi diambil pada semester 7. Namun, saya sebagai mahasiswa Biologi semester 5 mencoba untuk mengambilnya di semester 5, dikarenakan untuk mengisi sks yang saya rasa masih kurang. Berdasarkan namanya, menurut saya mata kuliah ini berisi bagaimana cara kita agar bisa berkomunikasi secara ilmiah. Komunikasi yang dimaksud bukan hanya sebatas berbicara 2 arah yang melibatkan minimal 2 orang, namun komunikasi yang dimaksud adalah bagaimana kita dapat menyampaikan informasi kepada orang lain secara ilmiah sehingga dapat diterima maksud dan isinya. Komunikasi secara demikian dapat dilakukan secara lisan dan...

KARBON PUNYA WARNA?

Apa yang ada di pikiran teman-teman semua kalau mendengar kata tersebut? Pasti sebagian dari teman-teman ada yang bilang “masa sih?” atau “ah bohong ah” dan sebagian yang lain bilang “warnanya apa emang?”. Nah sebelum menjawab ke-kepo-an atau komentar teman-teman semua, sebelumnya kita bahas dulu nih kaitannya ke perubahan iklim. Kalau perubahan iklim, pasti teman-teman udah pada tau semua kan ya itu apa?. Iya, jadi perubahan iklim itu merupakan iklim yang mengalami perubahan karena suhu global rata-rata yang meningkat. Meningkatnya suhu global ini salah satunya karena emisi gas rumah kaca (GRK) yang meningkat dimana salah satu GRK yang kita ketahui yaitu gas CO 2 yang memerangkap suhu panas di atmosfer bumi. Akibatnya selain menjadi panas, peristiwa-peristiwa cuaca seperti curah hujan juga mengalami perubahan dan gelombang panas yang ada menjadi semakin ekstrim. Dengan begitu kita jadi tidak bisa melakukan prediksi cuaca lagi secara tepat dan akurat, serta berdampak pada mata penc...
Biology From Wikipedia, the free encyclopedia Jump to: navigation , search For other uses, see Biology (disambiguation) . Biology deals with the study of the many varieties of living organisms . Clockwise from top left: Salmonella typhimurium , Phascolarctos cinereus , Athyrium filix-femina , Amanita muscaria , Agalychnis callidryas , and Brachypelma smithi Part of a series on Science Formal sciences [show] Physical sciences [show] Life sciences [show] Social and behavioural sciences [show] Applied sciences [show] Interdisciplinarity [show] Philosophy and history of science [show] Science portal Category v t e Biology is a natural science concerned with the study of life and living organisms , including their structure, function, growth, origin, evolution, distribution, and taxonomy. [1] Biology is a vast subject containing many subdivisions, topics, and di...